Ulat Kecil yang Berani

Ulat Kecil yang Berani

Ada seekor ulat kecil yang sejak lahir menetap di daerah yang tidak cukup air, sehingga sepanjang hidupnya, dia selalu kekurangan makanan. Di dalam hati kecilnya ada keinginan untuk pindah dari rumah lamanya demi mencari kehidupan dan lingkungan yang baru. Tapi dari hari ke hari dia tidak juga memiliki keberanian untuk melaksanakan niatnya. Hingga suatu hari, karena kondisi alam yang semakin tidak bersahabat, si ulat terpaksa membulatkan tekat memberanikan diri keluar dari rumahnya, mulai merayap ke depan tanpa berpaling lagi ke belakang.

Setelah berjalan agak jauh, dia mulai merasa bimbang, katanya dalam hati, “Jika aku sekarang berbalik kembali ke rumah lama rasanya masih keburu, mumpung aku belum berjalan terlalu jauh. Karena kalau aku berjalan lebih jauh lagi, jangan-jangan jalan pulang pun takkan kutemukan lagi, mungkin aku akhirnya aku tersesat dan… entah bagaimana nasibku nanti!”

Ketika si ulat sedang maju mundur penuh kebimbangan dan pertimbangan, tiba-tiba ada sebuah suara menyapa di dekatnya, “Halo ulat kecil! Apa kabar? Aku adalah kepik. Senang sekali melihatmu keluar dari rumah lamamu. Aku tahu, engkau tentu bosan kekurangan makan karena musim dan cuara yang tidak baik terus menerus. Kepergianmu tentu untuk mencari kehidupan yang lebih baik, kan?”

Si ulat pun menjawab, “Benar. Aku memutuskan pergi dari sarangku untuk kehidupan yang lebih baik. Apakah engkau tahu, apa yang ada di depan sana?”

“Aku tahu, jalan ke depan yang akan kau lalui, walaupun tidak terlalu jauh tetapi terjal dan berliku, dan lebih jauh di sana ada sebuah goa yang gelap yang harus kau lalui, tetapi setelah kamu mampu melewati kegelapan, akan terbentang sebuah tempat yang terang, indah dan sangat subur. Kamu pasti menyukainya. Di sana kau pasti bisa hidup dengan baik seperti yang kamu inginkan.”

Si kepik dengan bersemangat memberi dorongan kepada ulat yang tampak ragu dan ketakutan. “Kepik, apakah tidak ada jalan pintas untuk sampai ke sana?”

“Tidak sobat. Jika kamu ingin hidup lebih baik dari hari ini, kamu harus melewati semua tantangan itu. Nasihatku, tetaplah berjalan langkah demi langkah, fokuskan pada tujuanmu. Niscaya kamu akan tiba di sana dengan selamat. Selamat jalan dan selamat berjuang sobat!” Sambil berteriak penuh semangat, si kepik pun meninggalkan ulat.

Memang benar! Kemenangan dan kesuksesan adalah milik mereka yang secara sadar, tahu apa yang menjadi keinginannya sekaligus siap menghadapi rintangan apapun yang menghadang, serta mau memperjuangkannya habis-habisan melalui cara yang benar. Pengertian sukses secara sederhana memang demikian, telah dipraktikkan oleh manusia sukses berabad-abad lampau sampai saat ini sesuai dengan bidangnya masing-masing. Maka untuk meraih kesuksesan yang maksimal, kita tidak memerlukan teori teori kosong yang rumit. Cukup tahu akan nilai yang akan dicapai dan take action! Ambil tindakan!

“Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja.” (Amsal 14:23)

Melukis Tangga

Melukis Tangga

Seorang anak mendapat tugas dari sekolahnya untuk melukis tangga. Anak tersebut bekerja keras untuk membuat lukisan tersebut. Ia sangat hati-hati agar kertasnya tetap bersih dan bagus. Namun tanpa sengaja ia menitikkan tinta tepat ditengah gambar.

Waktu sudah larut malam dan tidak mungkin untuk menggambar ulang. Ia pun putus asa dan menangis.

Sang ayah yang mendengar tangisannya, mendekat dan bertanya dengan lembut, “Ada apa, nak?” Sambil terisak-isak, si anak menceritakan masalahnya.

Mendengar kesusahan ini, sang ayah berkata lagi dengan lembut. “Jangan khawatir, tetesan tintanya seperti bintik di tubuh seekor anjing kecil. Hal yang harus kamu lakukan saat ini adalah menggambar seekor anjing kecil di sekitar titik hitam ini. Sehingga kelihatan anjing itu sedang menunggu di anak tangga.”

“Jangan mudah putus asa, nak,” kata sang ayah menyemangati. “Seringkali kita hanya membutuhkan sedikit keuletan dan daya imajinasi untuk mengubah keadaan yang buruk menjadi baik. Ingat, hanya sedikit saja hal yang kelihatan tidak ada harapan dan memang nyatanya tidak ada harapan. Namun sebagian besar, walaupun kelihatannya tidak ada harapan, sesungguhnya masih ada harapan dan hanya dibutuhkan kreativitas serta rencana yang lebih baik.”

Si anak pun segera menggambar seekor anjing kecil di sekitar titik hitam itu.

Keesokan harinya, gambar anak tersebut terpilih sebagai gambar terbaik di kelas. Lihatlah apa yang dihasilkan oleh imajinasi dan kreativitas. Kata guru itu, “Gambar anjing ini melengkapi lukisan ini, menjadi sangat bagus.”

Bila ada masalah, jangan mudah menyerah tapi mari duduk tenang dan pikirkan apa yang bisa kita lakukan untuk memperbaiki keadaan.

Baju Compang-camping Sang Pengemis

Baju Compang-camping Sang Pengemis

Seorang pengemis tinggal dekat istana raja. Suatu hari, ia melihat pengumuman dipasang di luar gerbang istana. Raja mengadakan suatu perjamuan besar. Siapa saja yang berpakaian kerajaan diundang ikut serta dalam perjamuan.

Si pengemis pergi dengan sedih. Ia memandang baju compang-camping yang dikenakannya dan mendesah. Tentu saja hanya para raja dan keluarga kerajaan yang mengenakan jubah kerajaan, begitu pikirnya. Sekonyong-konyong suatu ide muncul di benaknya. Memikirkannya saja telah membuat tubuhnya gemetar. Beranikah ia?

Si pengemis kembali ke istana. Ia menghampiri penjaga gerbang istana. “Tolong saya, pak, saya mohon bicara dengan Sri Baginda.” “Tunggulah di sini,” jawab penjaga. Beberapa menit kemudian ia telah kembali. “Sri Baginda berkenan menemuimu,” demikian katanya, lalu menghantar si pengemis masuk.

“Kamu ingin menemuiku?” tanya raja. “Ya, Tuanku raja. Hamba begitu ingin ikut serta dalam perjamuan yang Tuanku selenggarakan, tetapi hamba tidak memiliki jubah kerajaan untuk dikenakan pada perjamuan tersebut. Sudilah Tuanku, maafkan kelancangan hamba, sudilah Tuanku memberikan kepada hamba salah satu jubah usang Tuanku, sehingga hamba dapat datang ke perjamuan.”

Tubuh sang pengemis bergetar begitu hebat hingga ia tak sempat melihat sekilas senyum di wajah sang raja. “Engkau sungguh bijaksana datang kepadaku,” kata raja. Raja memanggil putranya, sang pangeran. “Ajaklah ia ke kamarmu dan berilah ia pakaian dari pakaianmu.”

Pangeran melakukan apa yang diperintahkan ayahnya dan segera saja sang pengemis telah berdiri di depan sebuah cermin, mengenakan jubah yang tak berani ia berharap untuk memilikinya. “Sekarang engkau layak ikut ambil bagian dalam perjamuan raja esok malam,” kata pangeran. “Tetapi, yang lebih penting dari itu, engkau tidak akan pernah memerlukan baju lagi. Jubah yang engkau kenakan itu akan tahan untuk selamanya. Sang pengemis jatuh tersungkur, “Oh, terima kasih,” serunya.

Tetapi, sementara ia pergi meninggalkan kamar, terlihat olehnya tumpukan baju dekilnya di atas lantai. Ia ragu-ragu. Bagaimana jika yang dikatakan pangeran itu tidak benar? Bagaimana jika ia membutuhkan baju lamanya lagi? Segera dipungutnya baju compang-campingnya.

Perjamuan itu jauh lebih mengagumkan daripada yang dapat dibayangkannya. Namun demikian, ia tak dapat menikmati perjamuan seperti seharusnya. Ia telah menggulung baju compang-campingnya menjadi suatu buntalan, dan buntalan itu berkali-kali jatuh dari pangkuannya. Hidangan berlalu cepat dan sebagian hidangan paling lezat itu terlewatkan olehnya.

Waktu membuktikan bahwa pangeran benar. Jubah pemberian pangeran tahan untuk selamanya. Tetapi, tetap saja pengemis yang malang itu merasa sayang untuk membuang baju compang-campingnya. Dengan berlalunya waktu, orang mulai lupa akan jubah kerajaan yang dikenakannya. Mereka hanya melihat buntalan baju compang-camping yang ia bawa kemanapun ia pergi. Mereka bahkan menyebutnya sebagai pak tua dengan baju compang-camping.

Suatu hari, sementara ia terbaring mendekati ajalnya, raja mengunjunginya. Si pengemis melihat wajah sedih raja ketika raja melihat buntalan dekil baju compang-camping di sisi pembaringannya. Tiba-tiba teringatlah sang pengemis akan ucapan pangeran dan ia menjadi sadar bahwa buntalan dekil itu telah membuatnya kehilangan kesempatan menikmati kerajaannya yang sebenarnya sepanjang hidupnya. Ia pun menangis pilu mengingat kebodohannya.

Dan raja ikut menangis bersama dia.

Kita telah diundang masuk ke dalam keluarga kerajaan – yaitu kerajaan Allah. Agar dapat ikut ambil bagian dalam perjamuan Tuhan, yang perlu kita lakukan hanyalah menanggalkan baju lama kita dan mengenakan “baju baru” iman yang telah disediakan oleh Putra Allah, Yesus Kristus.

Namun demikian, kita tidak dapat menahan terus baju lama kita. Ketika kita mengenakan iman akan Kristus, kita harus melepaskan dosa-dosa dalam hidup kita dan cara hidup kita yang lama. Yang lama harus ditinggalkan, jika kita rindu menikmati kerajaan yang sejati dan hidup berlimpah dalam

Batu Besar di Ladang

Batu Besar di Ladang

Seorang petani tua selama bertahun-tahun membajak mengelilingi sebuah batu besar di ladangnya. Batu besar itu telah merusakkan satu mesin penyiang dan dua mata bajak saat ia tak sengaja menyenggol batu itu. Setiap kali ia melihat penghalang itu, ia menggerutu mengenai banyaknya kesulitan yang ditimbulkan batu besar itu.

Suatu hari ia memutuskan untuk menggali dan membuangnya. Setelah menempatkan sebuah linggis yang besar di bawah batu itu, ia terkejut ketika mendapati bahwa dalamnya hanya sekitar 30 cm. Dengan segera ia dapat mengungkit batu itu dan mengangkutnya dengan gerobak. Ia tersenyum ketika mengingat betapa batu “besar” itu telah begitu sering menimbulkan frustrasi yang tidak perlu.

Tidak semua masalah dapat disingkirkan semudah batu dalam cerita di atas. Tetapi doa adalah suatu cara yang efektif untuk mengatasi segala macam kesulitan, besar ataupun kecil. Doa yang digunakan sebagai pengungkit masalah, dapat menolong kita untuk tidak menjadi korban kekuatiran

Kadangkala saat kita berdoa, Allah menyingkirkan sebuah kesulitan semudah panas matahari menghalau kabut pagi. Pada saat lain, Dia menunjukkan kepada kita bahwa masalah kita lebih ringan dari yang kita duga sebelumnya. Namun ada juga beberapa rintangan yang sangat sulit dienyahkan, dan kita harus belajar hidup dengannya. Maka doa menjadi saluran bagi Allah untuk mengalirkan hikmat, kekuatan dan kesabaran.

Batu di Tengah Jalan

Batu di Tengah Jalan

Dahulu kala, seorang raja sengaja meletakkan bongkahan batu besar persis ditengah-tengah jalan desa. Dia ingin mengetahui, apakah ada seseorang yang akan memindahkannya. Sang raja bersembunyi dalam semak-semak tak jauh dari situ. Banyak penduduk lalu lalang, termasuk abdi kerajaan. Mereka hanya diam sebentar, lalu pergi.

Beberapa hari kemudian, keluhan-keluhan mulai menggema, menuding raja mereka malas, tak mampu walau hanya membersihkan jalanan. Mereka terus menyalahkan raja tanpa ada usaha nyata memindahkan batu.

Satu hari, petani sayur melintas. Dia langsung meletakkan bawaan, lalu mencoba menggeser batu. Sedikit demi sedikit, batu bergerak, diantara peluh dan nafas tersengal-sengal. Akhirnya, batu seutuhnya dipindah ke sisi jalan.

Baru saja hendak melanjutkan perjalanan, petani itu menemukan sebuah pundi-pundi. Isinya emas berlian, dan sepotong surat dari raja, “Ini untuk mereka yang bersedia memindahkan batu.”

Ketika menghadapi permasalahan hidup, jangan sekali-kali menyerah pada keadaan karena merasa sudah tidak kuat menanggung beban yang ada, apalagi sampai bersungut-sungut dan menyalahkan Tuhan. Sesungguhnya jika kita mau berusaha dan meminta pertolongan-Nya, sesulit dan seberat apapun, pasti Ia akan menyediakan jalan keluar yang terbaik, dan Ia sudah menyediakan upah yang besar bagi kita.

“Karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak mengecewakan”

https://www.facebook.com/1592384814/posts/10218722408683321/?sfnsn=wiwspwa&extid=6Z9EIQwcXAtE3YrF&d=w&vh=i

Standar Ukuran Salib

Standar Ukuran Salib

Ada 3 orang; A, B, dan C diberi tugas oleh Tuhan untuk masing-masing memikul salib yang sama besar dan sangat berat menuju puncak sebuah bukit. Di sana Tuhan berjanji akan menjemput mereka ke sorga.

Di tengah jalan ketiga orang itu melihat sebuah gergaji, si A mulai berpikir dan menghasut kedua temannya untuk memotong salib mereka supaya salib itu menjadi ringan. Namun kedua temannya tidak menuruti usul si A karena mereka taat dan mengasihi Tuhan. Kasih mereka kepada Tuhan membuat mereka mau dan rela memikul tanggung jawab yang Tuhan sudah berikan tanpa keluhan.

Singkat cerita si A memotong salibnya, sehingga dengan mudah ia mendahului kedua temannya. Sampai di puncak bukit, si A melihat sebuah jurang yang teramat lebar memisahkan puncak bukit itu dengan gerbang sorga. Di seberang jurang terlihat malaikat Tuhan yang sudah menanti kedatangan mereka.

Dengan bersemangat si A menanyakan jalan mana yang bisa dipakainya untuk sampai ke gerbang sorga, tetapi malaikat Tuhan itu menjawab, “Tuhan sudah sediakan jalan itu.”

Si A sangat bingung karena dia sama sekali tidak melihat jalan yang dimaksud sang malaikat Tuhan.

Beberapa saat kemudian, si B dan C tiba di puncak bukit tersebut. Seperti halnya si A, mereka bertanya tentang jalan ke seberang pada malaikat Tuhan, mereka mendapatkan jawaban yang sama, “Tuhan sudah menyediakan jalan itu.”

Mereka pun segera sadar dan mengerti, ukuran salib yang berat dan besar itu sudah Tuhan buat tepat sama dengan jarak antara puncak bukit dan gerbang sorga, itulah jalan yang Tuhan sudah sediakan. Si B dan C segera bergegas meletakkan salib mereka dan mulai menyeberang.

Si A kebingungan karena salib yang Tuhan beri untuk dia sudah dia potong hingga tidak bisa berfungsi sebagai jembatan. Namun dipikirnya dia dapat meminjam salib si B atau C untuk menyeberang. Tapi sungguh kasihan, begitu B dan C selesai menyeberang dengan salib mereka, salib itu tiba-tiba menghilang. Itu berarti si A tidak dapat menyeberang ke pintu sorga…

Seringkali kita menganggap Tuhan begitu kejam mengijinkan “salib” itu ada dalam hidup kita, kita juga sering mengeluh karena sepertinya pemrosesan (yang pahit) itu tidak kunjung selesai. Akibatnya kita terlalu sering mencari jalan keluar sendiri dan tidak mau taat pada Tuhan,sehingga memotong salib yang seharusnya kita pikul. Namun, justru “salib” itulah yang akan menolong kita mengerti akan kasih Tuhan pada kita. Ia izinkan kita mengalami pemrosesan yang sulit supaya kita menjadi semakin sempurna.

“Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.” (Ibrani 12:11)

Tindakan Kita Yang Menentukan

“Tindakan Kita Yang Menentukan”

Seorang laki laki pergi ke sebuah Gereja. Ia lupa mematikan (silent mode) HP nya, dan secara tiba tiba berdering waktu sedang berdoa Syafaat. Seorang Penatua menegurnya dari depan, Beberapa orang memarahinya usai berdoa karena dia sudah mengganggu kekhusukan dan ketenangan mereka ketika berdoa.

Dalam perjalanan pulang, Istrinya terus memarahinya karena keteledorannya sepanjang jalan pulang ke rumah. Orang orang tampak melihatnya dg rasa nyinyir dan menertawakannya, dipermalukan dan meremehkannya.

Sejak itu, ia memutuskan untuk tidak pernah lagi melangkahkan kakinya ke Gereja itu.

DAN

Malamnya, ia pergi ke cafe. Masih merasa gugup dan terguncang, ia tidak sengaja menumpahkan minumannya di meja. Pelayan bar dengan sigap meminta maaf dan memberikan lap bersih untuk membersihkan pakaiannya. Petugas kebersihan mengepel lantai. Manajer bar itu memberikan minuman pengganti. Ia juga memberikannya pelukan serta berkata *”Jangan kuatir, Siapa sih yang tidak pernah berbuat salah?”*

Sejak saat itu, ia tidak pernah berhenti datang ke bar itu.

PELAJARAN:
Terkadang sikap kita sebagai orang beriman dan percaya malah mengantarkan jiwa-jiwa ke neraka. Kita memagari/ mengekslusifkan diri kita seakan kita adalah orang2 suci,.

Bagaimana kita bicara tentang memenangkan jiwa, bila fokus kita adalah kesalahan2 orang lain saja?
Mari asah kembali mata hati kita, bukan soal siapa benar ataupun siapa salah, namun respon kita yg menentukan.

Kotak P3K

Kotak P3K (Pertolongan Pertama pada Kehidupan)

Sediakan kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kehidupan) dalam kehidupan kita. Di dalamnya, ada 7 benda:

1. Tusuk Gigi

Jangan suka mencongkel-congkel keburukan hati orang. Sebaliknya, carilah kebaikan orang lain yang terselip, yang tidak kelihatan selama ini.

2. Penghapus

Hapus semua kesalahan orang yang menyebabkan kita sakit hati. Memaafkan memang tidak mengubah apapun di masa lalu, tapi itu dapat menenangkan hari ini dan menceriakan esok hari.

3. Pensil

Tulis dalam hati: berkat/anugerah yang kita terima setiap hari. Jadilah orang yang selalu bersyukur.

4. Plester

Semua luka hati dapat disembuhkan, selama kita mengizinkannya.

5. Karet Gelang

Bersikaplah fleksibel, bahwa tidak semua yang kita inginkan dapat terwujud. Karena Tuhan pasti memberi apa yang kita butuhkan, namun belum tentu menuruti semua keinginan kita, karena Ia tahu yang terbaik bagi kita.

6. Permen Karet

Bila kita sudah berkomitmen, lakukan semua dengan ikhlas dan selalu setia, seperti permen karet yang terus menempel.

7. Coklat

Berilah senyum manis ke setiap orang yang kita jumpai, karena senyum seperti coklat, semua orang menyukainya.

Ingatlah: Waktu seperti sungai, kita tidak bisa menyentuh air yang sama untuk kedua kalinya, karena air yang telah mengalir akan terus berlalu dan tidak akan pernah kembali. Maka lakukan segala sesuatunya dengan baik dan jika ada masalah bicarakanlah dengan baik-baik pula. Jangan sampai menyesal di kemudian hari, hanya karena salah mengambil keputusan hari ini.

Katak di Dalam Jurang

Katak di Dalam Jurang

Sekumpulan katak melintas dari pinggiran hutan. Akibat tak waspada, dua diantaranya terperosok ke dalam jurang. Yang lain segera berkerumun di bibir jurang untuk melihat seberapa dalam. Rupanya cukup terjal.

Dua katak di bawah berusaha sekuat tenaga untuk keluar, melompat, dan melompat. Mencoba segala cara hingga kelelahan. Teman-teman di atas berteriak supaya mereka menghentikan usahanya, yang tak akan berhasil.

Satu dari katak malang itu mendengarkan suara-suara tersebut. Dia berhenti, dan jatuh makin dalam, akhirnya mati. Sementara satunya lagi terus mencoba sekuat tenaga, dan berhasil.

“Apa kau tak mendengar apa yang kami katakan?”, tanya kawan-kawannhya sesampainya diatas.

Dia lalu menjelaskan bahwa dia tuli, mengira bahwa mereka terus menyemangati dirinya untuk terus melompat.

Ada kekuatan di setiap kata yang kita ucapkan. Seseorang bisa celaka atau bahkan bisa bahagia karena ucapan orang-orang di sekitarnya. Ada energi di setiap kata yang tidak pernah kita duga.

Jangan sekali-kali mendengar kata orang lain yang mempunyai kecenderungan negatif ataupun pesimis, karena mereka akan mengambil sebagian besar mimpi kita dan menjauhkannya dari kita. Kita harus menulikan telinga kita dari komentar-komentar negatif di sekitar kita. Karena jika tidak, kita akan terjatuh dengan semua yang dikatakan orang-orang.

IBU YANG CANTIK

IBU YANG CANTIK

Suatu pagi, seorang anak gadis bertanya pada ibunya :
“Ma.. mama selalu terlihat cantik.. Aku ingin seperti Mama, tolong beritahu aku caranya, Ma..”

Dengan tatapan lembut dan senyum haru, sang Ibu menjawab :

÷ Untuk bibir yang menarik, ucapkanlah *perkataan yang baik..*

÷ Untuk pipi yang lesung, tebarkanlah *senyum ikhlas kepada siapa pun..*

÷ Untuk mata yang indah menawan, *lihatlah selalu kebaikan orang lain..*

÷ Untuk tubuh yang langsing, *sisihkanlah makanan untuk fakir miskin..*

÷ Untuk jemari tangan yang lentik menawan, *hitunglah kebajikan yang telah diperbuat orang kepadamu..*

÷ Untuk wajah putih bercahaya, *bersihkanlah kekotoran batinmu..*

Anakku..

÷ Janganlah sombong akan kecantikan fisik, karena itu akan pudar oleh waktu.. Dan ingatlah bahwa *kecantikan perilaku tidak akan pudar walau oleh kematian..*

÷ Biasakanlah untuk mengucapkan empat kata kepada siapapun dengan santun : *terima kasih, maaf, tolong dan permisi..*

÷ Jika kamu benar, maka kamu *tidak perlu marah..*

÷ Jika kamu salah, maka kamu *wajib minta maaf..*

÷ Kesabaran dengan keluarga adalah *kasih..*

÷ Kesabaran dengan orang lain adalah *hormat..*

÷ Kesabaran dengan diri sendiri adalah *keyakinan…*

÷ Kesabaran dengan Tuhan adalah *Iman..*

÷ Jangan terlalu mengingat masa lalu, karena hal itu akan membawa air mata..

÷ Jangan terlalu memikirkan masa depan, karena hal itu akan membawa ketakutan..

÷ Jalankan saat ini dengan senyuman, karena hal itu akan membawa keceriaan..

÷ Setiap ujian dalam hidup ini bisa membuat kamu pedih atau lebih baik..

÷ Setiap masalah yang timbul bisa menghancurkan atau menguatkanmu..

÷ Pilihan ada padamu, apakah kamu akan memilih menjadi korban atau pemenang..

÷ Carilah hati yang indah dan bukan wajah yang cantik..

÷ Hal-hal yang indah tidak selalu baik, tapi hal-hal yang baik akan selalu indah..”

Nasehat…
🍄 untuk aku
🌴 untuk kamu
💐 untuk kita semua

Semoga bermanfaat..